To get more space, I need to throw some things away. I am preparing this house for my sister's arrival. They need the space and once they found their nooks, their innocent paradisaical minds moves out there. Of course the love is always there but children need to grow. Those small magic moments will not come, some parents will argue, or insist their children never changed. But once they've grown, those small minds are unreachable. Young parents don't spend as much time with their small children anymore. Children grow very fast nowadays, both body and mind. They are tagging all the three children along. I am preparing this house for my sister's family visit next week. This eerie thought always creeps for people making islands their permanent home. But international law rules the haul and catch that surrounds island. The grab for some small piece of island for normal minds is uncomprehending. Yesterday the godless north shelled his brother in the south. Beauty is subjective and in the eyes of the beholder. It needs someone to tell where the attraction is as everybody has got different angle of looking at beauty. But it's like looking at yourself in the mirror and you just see yourself. My writings here must have some kind of attraction. Then, when it's time for the pod to break, the winds spread the cotton like snow flecks in winter. When I moved in on this island, I saw streets here lined with cotton trees. My cousins used to gather the pods and picked cotton from it and filled up sacks of cotton.īut the story of cotton trees in my life did not stop there. I sort of missed that cotton tree as it brought back lots of good memories of my childhood. It was that cotton tree that inspired me while plotting novel Pulut Sakura Serunding Kasih.įor sure after that cotton tree was cut off, I never once see any cotton tree in Malaysia. During its hey-day, the cotton trees products pods of cotton, my grandma made beautiful soft pillows and mattresses for us. I doubt anyone in Malaysia would be interested in cotton trees anymore. When I heard her decision, I thought that would be my last cotton tree. One of my visits there, she told us she wanted to cut the cotton tree. I remember my grandma had a cotton tree standing in the front yard. He said in Malaysia and Singapore the flowers are white. My brother-in-law showed his surprise when he visited us last week, to see the variety in Okinawa has pink flowers. Saya hanya ingin membuktikan kepada orang-orang yang pernah menghina saya.Įverywhere cotton plants ( Pokok Kekabu) are at their blossom peak in Okinawa now. Berdikit-dikit selama 5 tahun, bersendiri.ĭengan bantuan seorang sahabat yang mendorong penulisan novel ini dari awal ia berbenih, saya memanjat gunung itu sampai ke puncak jaya. Ramai juga yang menghina (mereka orang bijaksana dalam bahasa) kelemahan ini sehingga saya terpaksa berehat dari menulis dan berusaha sendiri untuk mempertingkatkan diri ini.īerdikit-dikit saya membaca dalam diam tulisan orang-orang bijaksana dalam bahasa. Ramai yang membantu untuk memperbaiki kelemahan ini sehingga senaskhah Kamus Dewan juga dihantarkan untuk saya. Pada awalnya catatan saya masih mengikut gaya penulisan pra-Merdeka bersama e-tanda dan segala ejaannya. Saya mengambil saranan itu dan mula menulis.
Seorang sahabat menyarankan saya menulis pengalaman hidup di pulau ini dalam blog. Ini amalan orang-orang di sekeliling saya dan saya hanya meniru sama seperti bapa, imigran dari India, yang meniru juga. Saya tidak sedar bahasa yang saya tuturkan hanya campuran dari berbagai-bagai bahasa. Mendirikan rumah tangga dengan seorang jejaka Jepun dan selepasnya mengikutnya merantau selama 20 tahun, sejujurnya telah menghilangkan Bahasa Melayu yang daripada asal sudah mengalir lembap dalam diri ini. Selepas menamatkan zaman persekolahan, kerjaya tidak menggalakkan pertuturan Bahasa Melayu. Apa diharap kepada saya, anak separuh Melayu untuk meningkatkan bahasa Melayu. Kelas kurang sejam dalam 2 kali seminggu. Pada peringkat awal persekolahan, kami diajar bahasa Melayu sebagai bahasa kedua. Apa diharap kepada bapa saya pula dengan bahasa yang meniru imigran baru pada era itu.
Pertuturan saya dari kecil hanya meniru cara emak saya yang pekat dengan loghat Negeri. Seorang dari India dan seorang lagi dari Melaka, mencari rezeki dalam bandar yang serba membangun untuk meneruskan kehidupan.Įmak saya bukan orang sekolah tinggi dan bapa pula tidak fasih berbahasa Melayu. Emak dan bapa saya bertemu di Singapura dalam era penjajahan Inggeris. Boleh saja saya mengaku diri ini bukan Melayu. Susur galur yang mengalir dalam badan ini bukan Melayu asli.
0 kommentar(er)
